Ikan Gathul

Posted by Diposting oleh Unknown On 09.13



(Ensiklopedia Fajar)


Gathul (Gambusia affinis) Si Ikan Nyamuk

 Siapa yg tidak tahu ikan yg satu ini? Orang jawa menyebutnya "Gathul", sedangkan di Amerika dan Eropa ikan ini disebut "Mosquito Fish". Bernama latin Gambusia affinis, yang diambil dari bahasa latin "Gambusiano".  Seperti kebanyakan orang Amerika Latin menyebutnya, yg artinya "Tidak berguna".  Memang pada awalnya ikan ini dianggap tidak berguna, sampai pada tahun 1853 ketika seorang ahli perikanan S. F. Baird mengadakan penelitian tentang ikan ini. Ternyata ikan ini sangat berguna sebagai "Biocontrol" terhadap nyamuk malaria. Mungkin anda menyangka kalau "Gathul" adalah ikan asli Indonesia. Sebetulnya Inggrislah yg membawanya kemari dari habitat aslinya di daerah pesisir barat benua Amerika. Dengan tujuan itu tadi, predator biologis nyamuk malaria. Tapi tidak ada referensi otentik bagaimana orang jawa bisa menamainya "Gathul". Mungkin anda bisa menanyakannya pada kakek buyut anda. Tapi pada periode awal tahun 1900'an ikan ini sukses mengendalikan endemi malaria di Amerika Selatan, Ukraina dan Rusia. Bahkan penduduk kota "Socchi" daerah selatan Rusia membangun sebuah monumen berbentuk ikan ini. Sebagai memorabilia atas jasa ikan yg mereka sebut "Mosquito fish" membasmi wabah malaria di kota mereka.



Monumen "Mosquito Fish" di Russia


 Ikan ini berukuran kecil, panjang maksimal pada betina 7 cm, sedang pada yg jantan cuma 4,5 cm. Hidup pada perairan tawar yg dangkal dan berarus lemah bersuhu antara 31° s/d 35°C. Umumnya "Gathul" menyukai perairan dengan tumbuhan mengapung, dimana mereka menggunakan akar dari tumbuhan tsb sebagai tempat berlindung. Gathul punya daya adaptasi yg luar biasa! Mereka dapat bertahan hidup pada perairan dengan kadar garam, kadar keasaman dan kesadahan yg mungkin sudah membunuh ikan lainnya. Gathul dapat hidup di tepi sungai, danau, empang, kolam, saluran irigasi, rawa payau dan bahkan air got sekalipun. Tapi entah kenapa, dulu Fajar sering menangkap mereka dari kali dekat rumah lalu menaruhnya di ember, toples dan akuarium. Tidak sampai sehari semalam, kebanyakan dari mereka sudah mati :D.




  Walau ukurannya kecil, Gathul sangat rakus sekali! Dalam sehari mereka bisa menghabiskan makanan hingga 160% dari berat tubuhnya! Itu setara dengan Fajar makan 80kg nasi setiap hari! Gathul termasuk jenis ikan "Omnivora". Makanan utamanya adalah alga dan detritus, namun mereka juga cepat beradaptasi dengan ketersediaan makanan. Tak jarang Gathul juga memakan tanaman air, larva serangga, hewan lain yg lebih kecil, telur dan anak hewan air yg lebih besar. Bahkan bila terpaksa, Gathul bisa menjadi kanibal!

  Rentang umur dan perkembang biakannya bergantung pada kondisi lingkungan. Biasanya antara 1 s/d 2 tahun. Seekor Gathul betina bisa menghasilkan antara 6 s/d 100 ekor burayak selama hidupnya. Mereka bereproduksi secara "Ovovivipar" dimana pembuahan dan penetasan telur terjadi di dalam tubuh ikan betina. Jadi seolah - olah mereka melahirkan, dan bukan bertelur. Proses perkawinannya tidak Fajar bahas. Kalau ingin tahu dan meniru bagaimana mereka kawin, silahkan cari di google.

Masih sepupu jauh si imut Guppy

Masuk dalam Genus "Gambuscia", Famili "Poecillidae" dan Ordo "Cyprinodontiformes", Gathul masih satu famili dengan ikan "Guppy" dan "Wader". Di awal tadi kita tahu habitat aslinya di daerah pesisir barat benua Amerika. Negara2 kolonial seperti Inggris dan Spanyol ikut bertanggung jawab atas persebarannya ke seluruh penjuru dunia. Mereka membawa serta Gathul ke negara2 koloni yg berpotensi endemi malaria. Padahal pada beberapa daerah, hal ini justru berakibat fatal. Kadang Gathul bukan cuma menjadi predator bagi nyamuk malaria. Tapi juga ikut memangsa ikan predator malaria lokal lainnya. Menarik sekali bukan? Ikan yg dibawa bangsa penjajah, ternyata ikan penjajah pula! Bagaimana bisa? Coba lihat lagi pola makannya. Mereka memakan hampir SEMUANYA! Awalnya banyak yg berpikir karena ukurannya yg kecil, Ikan lain yg lebih besar dan beberapa katak akan memangsa Gathul dgn mudah. Memang benar, tapi seperti yg terjadi di Australia justru begini : Gathul memangsa telur2 katak, kecebong, telur2 ikan predator mereka beserta burayaknya yg belum cukup besar. Piramida makanan pun jadi kacau! Karena predator malah dimakan mangsanya sendiri.

Sampai sekarang Badan Lingkungan Hidup Australia masih pusing mencari cara mengurangi populasi Gathul di alam liar. Karena pestisida akan ikut membunuh hewan air lainnya. Zat kimia pengatur ph air juga tidak berguna, karena Gathul lebih cepat beradaptasi daripada ikan lokal. Sedangkan predator alaminya mengalami nasib seperti yg disebutkan tadi. Justru diburu mangsanya sendiri. Hanya ikan2 lokal yg punya perkembang biakan lebih cepat dari Gathul yg bisa bertahan, atau ikan yg bisa menetaskan telurnya jauh dari teritori Gathul yg bisa selamat. Lalu bagaimana dengan di Indonesia?


Tidak ada dampak serius yg ditimbulkan Gathul terhadap ekosistem akuatik di Indonesia. Karena ikan lokal seperti sepat, gabus, lele dan wader tak kalah ganas dgn gathul. Justru keberadaan Gathul sangat berguna sebagai indikator pencemaran air. Kalau di sungai dekat rumah anda masih ada ikan kecil ini, berarti kadar pencemarannya masih rendah. Beberapa tahun lalu saat booming ikan "Lou han", orang2 banyak yg melirik Gathul sebagai bahan pakan organik untuk si "Nonong". Karena struktur tubuhnya yg relatif jarang tulang, duri dan sirip. Walau kadar gizinya tak setinggi udang, tapi aman untuk pencernaan Lou Han. Harganya pun jauh lebih murah dari cacing darah dan burayak lele. Tak perlu membeli, cukup membawa jaring kecil ke sungai terdekat.


Tidak pernah dilaporkan ada yg menjadikan Gathul sebagai bahan makanan. Fajar tidak bisa membayangkan bagaimana cara mengolah Gathul menjadi bahan masakan. Ada yg tertarik mencobanya? Anda juga belum lupa kan, kenapa orang barat menyebut ikan ini "Mosquito Fish?". Ya! Gathul sangat efektif dalam membasmi nyamuk malaria! Sayangnya cuma malaria saja. Karena nyamuk Culex bertelur di air got hitam pekat yg pasti Gathul dan ikan manapun tak sanggup hidup. Sedangkan nyamuk Aedes tidak bertelur di tempat yg ada ikannya. Jadi sepertinya kita masih harus terus menyisihkan uang. Untuk membeli lotion anti nyamuk dan obat nyamuk setiap waktu. Karena untuk 2 jenis nyamuk ini, Gathul tidak bisa menolong.



(Ensiklopedia Fajar)

0 komentar

Posting Komentar